Rabu, 12 Oktober 2016

Polisi Banyudono Boyolali Ini Nyambi Jualan Telur Asin di HIK


Kisah inspiratif ini datang dari polisi di Polsek Banyudono Boyolali.
Solopos.com, BOYOLALI —  Barang kali tak banyak seorang polisi yang mau berjualan di warung makan kecil di sela-sela tugas negaranya. Aiptu Sugiharto salah satunya. Pria kelahiran 43 tahun silam ini, mengaku tak malu harus berjualan telur asin di warung-warung hik di kampung halamannya, Desa Sambi, Kecamatan Sambi. Aktivitas yang ia lakoni sejak lima bulan lalu itu, semata-mata untuk mencari uang tambahan dengan cara yang halal.
“Anak saya sudah empat. Semuanya masih sekolah dan butuh biaya semua. Makanya saya pingin bisa membantu istri dengan berjualan telur asin di warung-warung hik,” kisah pria yang sehari-harinya bertugas di sentra pelayanan kepolisian (SPK) Polsek Banyudono itu saat berbincang dengan Solopos.com di Mapolsek Banyudono, Minggu (3/7/2016).
Siang itu, Sugiharto masih berseragam polisi. Sesekali ia mengintip ponselnya dan membalas pesan yang masuk. “Maaf saya sambi ya? Jelang Lebaran, saya banyak pesanan [telur asin],” ujarnya.
Sugiharto berjualan telur benar-benar dilakoni sendiri tanpa bantuan. Sesekali, kedua anaknya yang duduk di bangku SMA, Aska dan Azka membantu mencuci telur sepulang sekolah. Pria yang lama bertugas di Polres Brebes itu mengaku tak ingin menambah beban istrinya sebagai ibu rumah tangga.“Istri saya sudah mengurusi anak dan rumah. Saya enggak mau menambah beban istri. Ngurus rumah tangga dan anak itu sudah berathlo,” ujarnya.
Tiga hari sekali, Sugiharto kulakan telur di Banyudono. Setelah itu, ia mencuci telur-telur, lalu menggarami, dan merebusnya hingga matang. Jika sudah matang, maka Sugiharto akan menjelma pedagang keliling. Ia tanggalkan seragam polisinya. Lalu, ia mendatangi satu persatu warung hik di wilayah Kecamatan Sambi untuk dititipi telur. Jika laris, dua hari sudha habis. Tapi, jika sepi ya tiga hari baru habis.
“Setiap butir telur yang terjual di warung hik, saya dapat untung Rp300. Biasanya dua hari sekali saya ambil uangnya,” paparnya yang sehari-hari berangkat kerja naik sepeda motor dinas.
Dalam sekali rebusan, Sugiharto bisa memasak 300 butir telur. Telur-telur itu biasanya habis terjual dalam tiga hari sekali. Keuntungannya memang tak terlalu banyak, yakni Rp90.000/ tiga hari. Namun, Sugiharto sangat bersyukur karena uang itu didapatkan dengan cara halal. “Enggak banyak enggak apa-apa, yang penting berkah,” akunya penuh sahaja.
Bripka Hariana, anggota Polsek Banyudono, mengaku salut dengan langkah yang dilakoni Sugiharto. Polisi yang terkesan dengan cita rasa telur asin buatan Sugiharto itu mengaku ingin bisa meniru jejak langkah Sugiharto. “Di sini [Boyolali] mungkin hanya Pak Sugiharto yang sabar memasak telur asin dan menjajakan sendiri di warung-warung hik,” katanya.



0 komentar:

Posting Komentar