Seorang siswa SMP di Banyudono, Boyolali, tewas setelah
kebut-kebutan tepat sebelum azan Jumat berkumandang.
Solopos.com, BOYOLALI — Petaka di jalan raya Boyolali kembali
merenggut nyawa seorang pelajar. Kali ini korbannya adalah Arlando Apriyo
Saputro, siswa kelas 1 SMPN 2 Banyudono, yang meregang nyawa, Jumat
(16/9/2016). Bocah 12 tahun itu tewas setelah terlibat kebut-kebutan di jalan
raya bersama teman-temanya sepulang sekolah.
“Nyawanya tak
tertolong dalam perjalanan,” ujar Kanitlaka Satlantas Polres Boyolali, Ipda
Widodo, kepada Solopos.com, Jumat.
Insiden maut itu
terjadi menjelang azan salat Jumat berkumandang. Sepulang sekolah, Arlando
memacu sepeda motornya berpelat nomor AD 6142. Bersama sejumlah temannya, dia
memacu sepeda motor ke arah timur dengan kecepatan cukup kencang.
Arlando
sebenarnya bukan hendak keluyuran, namun ingin segera pulang ke rumahnya di
Dukuh Gurung, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Begitu tiba di sebuah
tikungan, persisnya di timur SMAN 1 Banyudono, teman-teman Arlando menginjak
rem. Nahas bagi Arlando, dia tak kuasa mengendalikan motornya.
Kendaraannya
langsung menghantam keras motor di depannya yang dikendarai Wawan Dwi Prasetyo,
13, dan Galih, 14. Saking kerasnya, tubuh Arlando terlempar ke aspal dan
kepalanya membentur-bentur jalan raya. Darah segar pun mengalir dari kepalanya
yang tak berpelindung helm itu. “Dugaan kami karena terkejut, korban tak mampu
menguasi medan,” jelas Widodo.
Polisi segera
mengevakuasi korban. Beruntung, kedua rekannya yang terlibat insiden maut itu
tak menyusul rekannya dan hanya mengalami lecet kecil. “Kami sangat sayangkan,
kenapa anak-anak remaja dibiarkan orang tua dan sekolah mengendarai motor.
Apalagi mereka ini tak berhelm,” sesal Widodo.
Arlando adalah
salah satu potret buram banyaknya remaja yang mati di jalan raya dengan sepeda
motor. “Tolong, sayangilah anak-anak kita. Kalau memang masih di bawah umur,
orang tua janganlah memberikan mereka sepeda motor,” ujar Kepala Sentra
Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Banyudono, Aiptu Sugiharto.
0 komentar:
Posting Komentar