Solopos.com, BOYOLALI–Sebuah pabrik tekstil di Desa Batan, Kecamatan
Banyudono, Boyolali, dilalap si jago merah, Sabtu (11/6/2016) malam, sekitar
pukul 22.30 WIB. Sedikitnya empat mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari wilayah
Boyolali dan Solo diterjunkan untuk memadamkan api yang melalap pabrik tersebut.
Data yang dihimpun
Solopos.com, Minggu (12/6/2016) di Mapolsek Banyudono, kebakaran diduga kuat
karena korsleting. Pasalnya, beberapa jam sebelum terjadi kebakaran, aliran
listrik sempat padam. Tak berselang lama setelah listrik kembali mengalir
sekitar pukul 22.00 WIB, mendadak mencul kobaran api di dalam pabrik.
Salah seorang saksi
mata, Siman, 55, mengaku melihat kobaran api kecil kali pertama terlihat di
pabrik bagian belakang. Petugas keamanan itu lantas mengeceknya dan melihat
kobaran api terjadi di tumpukan kain perca serta sisa-sisa ban mobil.
“Api lantas cepat
membesar membakar sisa-sisa kain dan sisa ban di gudang bagian belakang,”
ujarnya saat dimintai keterangan petugas Polsek Banyudono di lokasi kejadian.
Keterangan tersebut
juga dibenarkan oleh saksi lainnya yang juga karyawan setempat, Iin
Kusumastuti, 45. Warga Perum Ngaru Aru RT 001/003, Desa Ngaru Aru, Kecamatan
Banyudono, itu mengatakan kebakaran kali pertama terjadi di bagian belakang
pabrik.
Berdasarkan keterangan
yang dihimpun petugas Polsek Banyudono, kebakaran diduga kuat terjadi karena
terjadinya hubungan arus pendek atau korsleting. Pasalnya, api melalap pabrik
tak berselang lama setelah terjadi pemadaman listrik. “Setelah listrik mengalir
lagi, terjadi kebakaran. Diduga kuat terjadi korsleting. Api menyahut sisa-sisa
kain dan ban bekas lalu terbakar,” ujar petugas piket Polsek Banyudono, Aiptu
Sugiharto.
Sedikitnya, empat
mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari Kota Solo dan Boyolali diterjunkan untuk
menjinakkan si jago merah. Api berhasil dipadamkan Minggu (12/6/2016) dini hari
sekitar pukul 02.45 WIB. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Kerugian
ditaksir hanya mencapai belasan juta.
“Di dalam pabrik hanya
ada kain perca dan ban bekas. Jadi tak ada kerugian berarti. Pabrik juga dari
tembok,” paparnya.
Menurut keterangan
para saksi, imbuh Sugiharto, ketika terjadi kebakaran sang pemilik pabrik, Ali
Handoyo, tengah berada di Kalimantan sejak beberapa waktu lalu. Pabrik tersebut
juga diketahui sudah tak beroperasi dalam beberapa waktu terakhir. “Persisnya
kapan [pabrik tak beroperasi] saya belum tahu. Yang jelas, kondisi pabrik hanya
berisi kain dan ban bekas,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar